PEREMPUAN DALAM KONSERVASI
Oleh : Nadiatul Aula (191201127)
Artikel Opini – Mahasiswa Fakultas Kehutanan USU (MBKM YOSL-OIC)
Berbicara tentang perempuan tak melulu tentang urusan pekerjaan rumah tangga. Perempuan kini telah diakui memiliki peran yang sama dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang konservasi. Perempuan sering kali dianggap remeh dalam bertindak dan tak mempunyai kekuatan yang cukup, namun nyatanya, perempuan banyak memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan dan konservasi. Perempuan mampu melestarikan dan melindungi hutan, perempuan juga mampu menjadi tokoh pengelola hutan. Saat ini banyak tokoh-tokoh perempuan pegiat konservasi yang membuktikan bahwa perempuan dapat memegang peranan yang penting dalam melindungi alam dan tak bisa dianggap remeh.
Konservasionis Perempuan
Banyak
sekali contoh tokoh perempuan dalam bidang konservasi yang dapat dijadikan
contoh dan menjadi inspirasi. Salah satunya seperti Ibu Fransisca
Ariantiningsih yang merupakan seorang ibu, konservasionis, dan fasilitator
pendidikan lingkungan. Beliau juga merupakan direktur Yayasan Orangutan
Sumatera Lestari (YOSL-OIC). Ibu Sisca telah berperan besar dalam kegiatan
konservasi orangutan sumatera selama bertahun-tahun dan telah memberikan dampak
yang besar terhadap kelestarian orangutan sumatera dalam kepemimpinannya.
Perempuan lain yang berperan dalam konservasi yaitu Radiana Sofyan, yang
merupakan anggota tim survey monitoring keanekaragaman hayati di YOSL-OIC.
Beliau berperan membantu pemantauan satwa liar dengan kamera trap dan survey
keanekaragaman hayati di hutan. Perempuan tangguh ini tak kenal takut meskipun
harus masuk ke dalam hutan belantara dalam perannya sebagai konservasionis.
Perempuan lain yang tak kalah semangatnya
dalam konservasi yaitu Khairani yang merupakan staf tim restorasi di YOSL-OIC. Beliau
memegang peranan yang besar dalam kegiatan restorasi dan manajemen nursery.
Beliau bertanggungjawab dalam kegiatan pembibitan, pemeliharaan dan penanaman
bibit pohon yang akan ditanam dalam kegiatan restorasi hutan. Ribuan bibit
telah ditanam dan dirawat oleh Khairani dalam perjalanannya sebagai konservasionis.
Perempuan ini telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap perlindungan
dan konservasi hutan.
Kelompok Restorasi Perempuan
Dalam kegiatan konservasi hutan,
partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan agar terimplementasi dengan baik.
Masyarakat dalam hal ini adalah laki-laki dan juga perempuan. Tidak ada
perbedaan gender dalam pengelolaan dan perlindungan hutan. Seperti dalam
kegiatan restorasi hutan, perempuan mempunyai peran yang besar dalam kegiatan
tersebut. Banyak kelompok-kelompok restorasi perempuan yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan restorasi. Dimulai dari pembibitan, pemeliharaan, sampai penanaman
bibit yang nantinya akan berdampak pada kelestarian hutan. Kelompok restorasi
perempuan ini biasanya merupakan ibu-ibu yang tinggal disekitar kawasan hutan
yang akan direstorasi.
Selain
kegiatan restorasi, perempuan juga mengambil peran dalam kegiatan permakultur
dan pemanfaatan kebun di pekarangan. Perempuan-perempuan yang tinggal di
sekitar kawasan hutan memanfaatkan hasil pertanian yang dikelola untuk
kebutuhan sehari-hari keluarganya, sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat
potensi perambahan hutan. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya perempuan dalam
konservasi karena memegang peran dan memberi dampak yang besar. Peran perempuan
juga berpengaruh dalam pemanfaatan hasil hutan kayu. Pengelolaan hasil hutan
bukan kayu yang dimanfaatkan menjadi berbagai produk kebanyakan dilakukan oleh
ibu-ibu, seperti membuat anyaman dari bambu, rotan, purun, dan lain-lain. Oleh
sebab itu perempuan sangat penting dan layak diapresiasi sebagai bagian yang
tak dapat dipisahkan dari kegiatan konservasi.


Komentar
Posting Komentar